Cerita Dan Hikmah Dibalik Kejadian Balita Kekurangan Zat Besi
HB balita rendah artinya balita kekurangan Zat Besi. Balita juga bisa mengalaminya, apa benar? Tentu, bisa. I have felt it. Ya, anak saya yang umurnya 2 tahun pernah mengalaminya bahkan di angka separuh dari normalnya. Bisa dibayangkan betapa lemasnya si kecil saat itu. Jangankan bertingkah, untuk sekedar berbicara saja susahnya luar biasa. ADB benar-benar menguras air mata dan perasaan saya kala itu. Well, langsung simak penjelasan yang saya bubuhi dengan kisah realnya!
Mengenal tentang ADB
Anemia Defisiensi Besi, itulah kepanjangan dari ADB. Mungkin banyak orangtua yang belum begitu paham tentang this serious case seperti halnya saya yang baru mengenalnya saat si kecil sendiri yang mengalaminya.
ADB, menurut WHO, merupakan suatu keadaan dimana jumlah HB atau sel darah merah kurang dari nilai standard. Case ini merupakan suatu kelainan darah paling sering dialami tiap kalangan bahkan bayi sekalipun. Akibat dari anemia yakni organ tubuh si penderita tak mendapatkan oksigen yabg cukup sehingga membuatnya mudah lelah, pucat, mudah sakit, dan pertumbuhannya tidak optimal.
Kekurangan zat besi ini tak boleh disepelekan apalagi jika sudah menyerang balita. Balita keurangan Zat Besi akan mengalami beberapa efek buruknya yang mana dampak tersebut akan terbawa hingga dewasa. Contohnya, stunting.
Semua orangtua pasti akan berusaha semaksimal mungkin untuk menghindarkan si kecil bahaya stunting. Ya, stunting ini seolah menjadi sesuatu yang mengerikan di kalangan anak-anak. Anak juga akan lemas, tak berenergi, buruknya peneyerapan gizi, sehingga perkembangan juga pertumbuhannya di segala spek akan terhambat.
Back to my story:
Saya tak pernah menyangkan si kecil Haikal mengalaminya. Selama ini saya hanya beranggapan bahwa doi cukup riang, aktif, semua aspek skillnya lebih bagus dari teman-temannya jadi tidak mungkin terjadi sesuatu. But, I'm totally wrong.
Memasuki bulan Maret 2021, tampak ada perubahan pada si kecil yang sering lemas dan gampang lelah. Hingga tepat pada minggu ke 2, si kecil sakit, tak sesuap nasipun masuk ke perutnya. Dan itu berlangsung sekitar lima hari. Akibatnya, my son tak bisa bersemangat dan benar-benar lemas.
Hingga akhirnya, saya juga sang suami sepakat membawanya ke puskesmas terdekat. Dan, tibalah hasil lab anak tercinta. Apa hasilnya? HB si kecil sangatlah rendah, separuh dari normalnya. Itu nilai yang sangat kecil. Pantas saja, untuk berbicara saja sulit sekali kala itu. Solusi dokter? Pastinya, memberikan si kecil suplemen untuk menambah zat besi. Ini solusi pada umumnya yang juga diberikan pada balita keurangan Zat Besi.
Tiap kejadian ada hikmah tersendiri. Dari kejadian tersebut, saya bisa mengupayakan agar si kecil tak lagi mengalami lingkaran setan tersebut. Selebihnya, saya rangkum di sini, ya!
Pencegahan ADB
Orangtua hanya bisa berharap agar anak-anak tak terserang ADB. Tapi, berusaha juga wajib dilakukan, selebihnya tuhan yang menentukan😊. Yuk, lakukan pencegahannya dengan cara:
Asupan gizi
Ini adalah point terpenting dalam pencegahan ADB. Kita harus memperhatikan bagaimana gizi anak. Jangan karena gengsi dan ikut tren, kita jadi sembarangan memberi makanan pada buah hati. Makanan sederhana tak apa asal gizi dan nutrisi terpenuhi khususnya kandingan zat besi. Ingat, jangan sampai terlalu menunda untuk untuk mengejar kebutuhan Fe (zat besi) anak.
Makanan pendukung zat besi
Jadi orangtua harus smart dalam hal gizi anak. Kita harus memahami kira-kira makanan apa saja yang mengandung zat besi. Selain itu, kita juga harus mempelajari bagaimana cara mengolah dan menyajikannya agar hasilnya optimal. Sangat disayangkan jika kita sudah mati-matian menyajikan makanan terbaik yang mendukung pertambahan zat besi, tapi kita justru tidak tahu kalau makanan atau minuman lendamping lainnya sangat berlawanan. Dalam artian, justru menghambat pertambahannya. So, never let it happen!
Intinya, kita harus ekstra dalam menjaga kesehatan anak. Kita wajib memperhatikan pola makannya, pola tidurnya, dan segala aktivitasnya agar tak ada lagi case terkait balita keurangan Zat Besi. Semoga anak saya juga anak Ayah & Bunda selalu sehat!
Ok kunbalnya ya. Salam newsart story
BalasHapusTrimakasih. Semoga bermanfaat
HapusThanks sharingnya, Mbak, semoga lekas sehat lagi anaknya, kasus emak2 pd umumnya nya nih, kdg anak juga masih suka pilih2 makanan, sprti anak saya, hiks hiks
BalasHapusKok sama ya bund.. anak sy jg tipe picky eater
HapusPenyebab kekurangan zat besi pada anak itu apa? Apa karena si anak suka pilah pilih makanan atau makanan yang diberikan kepada si anak yang tidak banyak mengandung zat besi?
BalasHapusKeduanya masuk. Anak picky eater biasanya kurang suka sayuran pdahal banyak sayuran yg mengandung Fe. Point utamanya ya di pemberian gizi itu
HapusSangat bermanfaat kak infonya bagi pengetahuan kita ,mkasih kak
BalasHapusTrimakasih sudah berkenan membaca artikel saya
HapusBermanfaat
BalasHapusKebetulan nih anak saya usia 2 tahun lebih, bisa jadi rujukan keilmuan parenting...
BalasHapusowh gitu ya caranya..sangat recomended pokoknya pasti akan saya terapkan .tq infonya.
BalasHapusPenyebabnya biasanya apa mba? hanya karena kurang asupan zat besi saja atau ada alasan spesifik lainnya mba?
BalasHapusAlhamdulillah anak saya doyan makan apapun. Jadi g sampe kekurangan zat besi😊
BalasHapus